Kamis, 09 Oktober 2008

JAPANES CULTURE

SUMMER IN JAPAN

Jepang sebagai negara Asia yang mengalami 4 musim, memiliki banyak keunikan. Budaya tradisional yang percaya keselarasan hidup manusia dengan alamnya, membuat kehidupan masyarakat Jepang amat dipengaruhi oleh musim. Setiap musim memiliki ciri khas tersendiri, yang mungkin jarang ditemukan di negara 4 musim lainnya.

Akhir bulan Mei, Jepang mulai memasuki musim panas atau natsu. Natsu sangat identik dengan cuaca panas, udara lembab dan hujan [ di Jepang hari-hari hujan kebanyakan ada di bulan Juni dan Juli, yang disebut tsuyu ]. Musim panas juga dihiasi oleh mekarnya bunga-bunga berwarna cerah, kumbang dan serangga lain yang hanya keluar di musim panas, yaitu nyamuk. Oleh karena itu bila orang Jepang digigit nyamuk, mereka tahu bahwa musim panas telah tiba ^ ^ . musim panas juga identik dengan liburan. Sekolah-sekolah liubur dan para pekerja diberi hak untuk mengambil cuti musim panas. Kebanyakan orang Jepang berlibur ke tempat-tempat wisata untuk bersantai jauh dari rutinitas sehari-hari. Tapi sekarang banyak juga yang lebih suka pergi ke luar negri, karena kabarnya biaya berlibur ke luar negri sama saja dengan liburan di dalam negri.

Tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang saat musim panas adalah pantai dan pegunungan. Di pantai orang bisa menikmati matahari sekaligus laut yang sejuk. Di Jepang laut hanya bisa direnangi saat musim panas, karena di musim lain airnya sangat dingin, dan kadang banyak sekali ubur-ubur yang berbahaya. Berbeda dengan negara tropis dimana pantainya dihiasi pohon kelapa, di Jepang tidak ada pohon kelapa di pantai. Para pelancong yang berlibur di pantai bisa menikmati minuman dingin yang dijual di umi no hei atau `rumah laut`. Rumah itu sebenarnya warung yang berjualan berbagai makanan dan minuman di musim panas. Hidangan yang disukai adalah jagung bakar dan soba [ mie Jepang ]. Bagi yang masih bersekolah, musim panas berarti dibukanya kelas renang, yang memang hanya ada di masa sekolah musim panas. Seragam sekolah pun diganti dari jas dan sweater tebal, menjadi blus tangan pendek dan kemeja biasa. Liburanmusim panas lebih lama daripada liburan sekolah yang lain,tapi khusus di Jepang utara yang lebih dingin malah sebaliknya, liburan musim dingin lebih lama. Karena liburan musim panas jatuh ditengah-tengah masa belajar, murid-murid dibekali dengan setumpuk tugas dan PR. Belim lagi tuntutan lulus ujian masuk sekolah lanjutan yang berat.membuat banyak murid yang menghabiskan liburannya di tempat kursus untuk memperoleh pelajaran tambahan. Liburan musim panas lebih disukai karena di Jepang siangnya akan lebih lama. Jam 7 malam pun masih terang dan anak-anak boleh bermain di luar lebih lama dari hari-hari biasanya.

Sinar matahariyang terik di musim panas membuat suhu rata-rata menjadi 35 derajat celcius [ di Indonesia, 33 derajat celcius saja sudah dianggap sangat panas ], membuat orang suka berkipas-kipas menggunakan sensu [ kipas lipat ] atau uchiwa [ kipas bulat ]. Tapi banyak tempat di Jepang sudah dilengkapi dengan AC. Bila orang beprgian dari satu tempat yang ber-AC, seperti kantor, lalu pergi keluar dan terkena dan terkena matahari; mereka akan mengalami perubahan suhu yang drastic. Ini membuat banyak orang kurang sehat, lesu dan kurang nafsu makan. Makanan yang paling diminati saat musim panas adalah unagi [ belut ] bakar,yang katanya bergizi tinggi dan bisa meningkatkan daya tahan tubuh yang lesu. Cumi dan gurita bakar juga cukup popular. Makanan khas musim panas lainnya adalah somen atau mie dingin. Mie-nya tipis-tipis direbus dan ditiriskan kemudian ditaruh di atas mabgkuk yang sudah diisi dengan es batu, lalu disiram dengan kuah dingin. Mie yang sejuk ini sangat enak dinikmati di cuaca panas. Di Jepang juga ada buah-buahan khas musim panas, dan yang paling terkenal adalah buah semangka. Cara menikmatinya juga unik. Semangka dibelah menjadi 8 potong dan disajikan bersama kulitnya. Sebelum dimakan dibubuhi sedikit garam, karena bila diberi garam, maka rasa manisnya akan semakin terasa. Ini disebut kakushiaji. `Kakushi` artinya `sembunyi` dan aji berarti `rasa`, jadi mengeluarkan rasa yang tersembunyi. Sama seperti makan kari [curry ] yang dimasak dengan diberi sedikit cokelat, supaya ketika dimakan rasa pedas dan gurihnya semakin keluar. Biasanya perempuan memakan semangka menggunakan sendok, tapi laki-laki langsung memakannya.ada juga permainan suikawari, yaitu memecah semangka. Seseorang ditutup matanya dengan kain lalu diputar-putar supaya bingung, kemudian memukul semangka dengan tongkat kayu. Semangka yang pecah kemudian dimakan bersama-sama. Berbeda dengan orang Indonesia yang makan semangka kapan saja, orang Jepang merasa bila makan buah semangka itu sangatterasa suasana musimpanasnya. Udara panas juga membuat orang ingin menikmati es yang dingin. Es tradisional jepang yang sanat identik dengan musim panas adalah kori atau singkatan dari kaki-gori, yaitu es serut yang diberi sirup warna-warni sehingga tampak menarik dan enak. Resep koriyang tertua adalah uji kintoki, es kori disiram matcha [ sirup dari the hijau ] dan diberi yude-azuki [ kacang merah manis ], dengan rasa campuran antara pahit dan manis.

Matsuri atau festival sudah menjadi bagian dari budaya Jepang. Di musim panas ada natsu matsuri, yaitu festival yang diramaikan oleh pasar malam dan di kuil. Para pengunjung banyak yang datang mengenakan yukata, baju serupa kimono yang lebih tipis dan berwarna cerah. Pasar malamnya akan menyediakan permainan seperti kingyou sukui, menyendok ikan mas kecil dengan saringan kertas; atau yoyo sukui, yaitu memancing balon kecil warna-warni dengan sebuah kait. Di sini juga dijual makanan khas musim panas, seperti kori, takoyaki [ bola-bola gurita goring ], atau gulali kapas. Pada natsu matsuri juga sering diadakan hanabi taika atau pertunjukan kembang api yang meriah. Hanabi juga sangat identik dengan musim panas karena bisa dimainkan saat liburan. Anak-anak sering bermain perang-perangan dengan hanabi yang berbentuk roket kecil. Budaya tradisional Jepang yang diadakan ketika musim panas adalah Tanabata pada tanggal 7 Juli. Orang-orang merayakannya dengan manuliskan keinginan atau harapan mereka di kertas warna-warni yang kemudian digantungkan di cabang-cabang pohon bambu atau dihanyutkan di sungai. Karena orang-orang di kota kebanyakan tinggal di apartemen dan sulit menemukan pohon bambu; distasiun kereta biasanya disediakan pohon bambu beserta potingan kertas. Penumpang yang mampir di stasiun bisa menuliskan keinginannya dan menggantungkannya di pohon bambu tersebut. Selain Tanabata, antara bulan Juli dan Agustus jugadiselenggarakan festival Obon atau penghormatan orang mati. Pada festival Obon dilakukan Bon Odori, yaitu tarian bersama-sama untuk menghormati arwah orang yang sudah meninggal sekaligus mengucap syukur dan berharap akan panen yang melimpah

Tidak ada komentar: